عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
حَفِظْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ
رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ
الْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ
وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الصُّبْحِ وَكَانَتْ سَاعَةً لَا يُدْخَلُ عَلَى
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهَا حَدَّثَتْنِي حَفْصَةُ أَنَّهُ
كَانَ إِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ وَطَلَعَ الْفَجْرُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ
Ibnu Umar ra.
berkata: Aku menghapal dari Nabi saw.
10 rakaat yaitu: dua rakaat sebelum Dhuhur, dua rakaat setelahnya, dua
rakaat setelah maghrib di rumahnya, dua rakaat setelah Isya' di rumahnya, dan
dua rakaat sebelum Shubuh” (HR.
Bukhari, hadits no. 1109).
2. Tempat Shalat
Rawatib
Sunnah rawatib adalah shalat
yang dilakukan sebelum atau setelah shalat fardhu, ia terbagi menjadi dua
macam:
> Sunnah
rawatib mu'akkadah, yaitu dua belas rakaat:
- empat rakaat sebelum dhuhur.
- Dua rakaat setelah dhuhur.
- Dua rakaat setelah maghrib.
- Dua rakaat setelah shalat isya‘.
- Dua rakaat sebelum subuh.
> Shalat
rawatib yang tidak mu'akkad, dilakukan namun tidak terus-menerus
- Dua rakaat sebelu Asyar, Maghrib, Isya',
- Empat rakaat sebelum Asyar